Sabtu, 21 November 2009

Pendekatan Lembaga Komperatif


Seperti yang dikatakan oleh filsuf Jerman, Emannual Kant, bahwa "tidak ada yang sangat praktis, seperti halnya sebuah toeri yang baik". Tanpa teori dan pemahaman empiris yang memadai atas kegiatan-kegiatan koperasi serta konsekuensinya, maka pengukuran kebijakan dan strategi-strategi yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi pada pencapaian berbagai tujuan ( seperti meningkatkan pendapatan perkapita), melalui koperasi akan melahirkan peluang yang baik untuk menjadi "Ad hoc hypothesis" yang tidak efisien, kontradiktif, dan bahkan merugikan.

Koperasi pada negara-negara yang sedang berkembang, pada umumnya tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh secara bertahap serta meningkatkan efisiensi ekonominya sejajar dengan para pesaing swasta utama dan (lembaga) ekonomi pemerintah ("government economic competitors") lainnya.

Koperasi-koperasi tersebut sejak keberadaannya (kelahirannya) pun sudah dihadapkan pada para pesaing internasional maupun nasional yang kuat.

Alasan-alasan penting yang menyebabkan kegagalan koperasi di negara-negara bekembang, antara lain :

1. Dasar teoritis-empiris pengetahuan koperasi tradisional yang agak lemah, dan

2. Tidak dimilikinnya atau tidak digunaknnya informasi (yang minim) yang justru secara potensial disediakan oleh pendiri koperasi/instituasi di negara-negara yang sedang berkembang tersebut.

Pengetahuan koperasi tradidsional dihambat oleh definisi-definisi yang lemah, pendekatan-pendekatan esensialis, pemikiran yang bersifat intutif dan induktif serta cara berpikir dogmatik.

Dengan bantuan informasi teoritis, sedikitnya kita akan mampu menyarankan kepada berbagai agen pendiri institusi, kebijakan-kebijakan koperasi mana yang tidak akan berjalan/berfungsi dalam situasi tertentu.

Kenyataannya, bentuk-bentuk organisasi ekonomi ditandai oleh keanekaragaman/perbedaan yang luas. Jika kita menyampingkan BUMN ( government enterprise) maka suatu perusahaan, pada umumnya, dapat mengambil salah satu dari empat kemungkinan bentuk berikut :

- Perusahaan yang dimiliki/dikelola sendiri

- Kemitraan

- Perusahaan umum (PT, Perusahaan para pemegang saham), dan

- Koperasi

Fakta yang paling jelas dan penting adalah kita harus mengakui bahwa lembaga koperasi hanya meliputi bagian yang sangat kecil saja dari keseluruhan transaksi ekonomi.

Jika kita ingin memperlihatkan keistimewaan koperasi dalam situasi bebas masuk (free-entry) dibandingan dengan lembaga lainnya, jelas kita harus membuktikan secara teoritis, mengapa koperasi lebih kuat atau memiliki keunggulan komparatif (manfaat, bila dibandingkan dengan lembaga lain. Dalam hal ini berarti manfaat bersih).

Untuk mengatakan koperasi memiliki keunggulan karena dapat mewujudkan skala ekonomi, perlu dibuktikan bahwa skala ekonomi tersebut tidak hanya ada pada waktu dan tempat yang khusus saja, melainkan alangkah akan lebih baik bila koperasi mampu mewujudakan keunggulan-keunggulan itu.

Keunggulan lembaga koperasi, diperoleh dengan membandingkan koperasi yang berfungsi secara ideal dengan ekonomi pasar yang bekerja secara tidak sempurna.

Dengan memakai analisis kelembagaan komparatif, kita mencoba untuk menilai masalah ekonomi yang akan kita pecahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar